16 May, 2017

DNF = Do Not Finish

"DNF, Mengapa Mesti Malu"

 Dia, sang juara kusebut, memang sudah sepantasnya dan seharusnya begitu. "Sang" berarti hanya satu meski bukan satu satunya di Indonesia. Hanya satu karena meski dengan mengandalkan tubuh beserta anggotanya tentunya, tanpa trekking pole, tanpa geiter, dapat melalui seluruh rintangan dengan elevation gains mencapai 10 ribu meter dengan jarak lebih dari 100 kilometer. Semua diselesaikan dengan wajah yang tak lepas dari senyuman tanpa terlihat mimik lelah dan gundah, Dia adalah Fandhi Achmad, kalau anda belum mengenalnya.

Tentu tulisan ini bukan membahas sosok beliau, sang juara, tetapi bagaimana kita mengatur strategi dan persiapan baik fisik dan mental untuk mempersiapkan suatu perlombaan lari trail khususnya Ultra Trail Running. Persiapan yang dibutuhkan agar tidak menderita sepajang lintasan serta menerima kenyataan didiskualifikasi di tengah rute atau biasa disebut Do Not Finish (DNF).

DNF ketigaku di event Rinjani Ultra dalam tiga tahun terakhir, pertama MRU52k, kemudian di tahun 2016 yakni KM 42 di Rinjani100k dan terakhir stop di KM 46. Meskipun demikian  terdapat pencapaian yang signifikan dibanding tahun sebelumnya yakni best time 10 jam untuk mencapai COT pertama di puncak Rinjani. Tahun depan wajib uji nyali lagi!

Team DJPR lengkap per kategori lomba


10 jam my best time ever

owner Wisma Geo, abah Abdul Waris

bersama team DERBY komposisi lengkap, termasuk dokter yg akhirnya podiumer's

Hotel Nusantara, The venue event

ready to start 100k

bersama jawara Rinanji 100k , Fandhi Achmad



No comments:

Filosofi Mangga di Jabar Ultra

 100 miles Road resmi pertamaku Jabar Ultra bukan jenis lomba yang bersifat charity seperti Run to Care maupun Nusantara Run, dan apabila di...