Tak lekang
oleh waktu
Sepotong Cerita
dari perhelatan GP100 edisi Tahun 2019
Depok Trail Academy (Detrac) borong Podium 1 |
Yang terjadi biar lah terjadi, tak perlu disesali, ini lah jalan kehidupan, yang terpenting adalah mempertahankan kesungguhan dan kekuatan mental saat keraguan menghampiri.
Situasi ini yang terjadi padaku dipersimpangan
Kandang Badak menjuju Suryakenca di perhelatan GP100 kategory 50KM kemarin,
minggu siang 8 Desember 2019, tepat pukul 11.00 WIB. Waktu yang tersisa dalah 4
jam untuk Cot off Time di titik Finish Cibodas, atau 12 kilometer lagi dengan
elevation gain yang sisa 700 meter, atau lebih tepatnya 4 jam kurang 1 menit
dibanding dengan garminku.
persimpangan Kandang Badak selepas puncak pangrango (loop kedua) |
Kategori 50 K, merupakan jarak yang sudah masuk
klasifikasi ultra taril karena melebihi jarak marathon dan batas waktu yang melebihi
rentang matahari beredar atau 12 jam (kategori 50K GP100 COTnya 18 jam).
Berlari ultra apalagi melewati lembah dan pegunungan memerlukan uji teknis dan
mental yang mumpuni, segala teknik berlari plus kekuatan tubuh bagian atas
perlu dilatih secara maksimal. Mental tidak berarti hanya keberanian yang
diperlukan tetapi juga kesabaran, strategi mengatur nutrisi dan berpikir
positif dengan menghargai alam lokasi
dimana kita berlari bahkan tempat tidur kita apabila tak dapat menahan rasa
kantuk yang melanda. Semua itu dapat diwujudkan apabila kita berpikir dan
berlatif secara radikal.
Rasa radikal ini kucuba wujudkan di GP 100
edisi 2019 ini, pergi pulang Depok Cibodas dengan menunggangi motor vespa
sprint ku, kurang lebih 3 jam waktu yang dibutuhkan dengan rute jalan arteri
melewati kota Bogor. Disamping itu, lagi lagi aku tidak dibantu dua bilah
trekpol untuk melahap tanjakan gede pangrango yang mencapai total elevasi lima
ribu ini, percaya diri dengan lutut dan otot paha, mengingat seminggu terakhir
latihan strength di Gold Gym langgananku. Hal yang absen dari persiapanku, hanya
tidak berlatih di rute sebenarnya, aku terakhir ke gunung Gede 5 bulan lalu
saat persiapan MPC Trail, Malang.
Start untuk kategori 50km adalah yang ke tiga, pertama
kategori 125 km sudah sejak jumat sore kemudian
yang kategori 100 Km sabtu dinihari flag off nya. Sebanyak 24 pelari kategori yang aku ikuti
secara bersamaan mennyusuri jalur berbatu tepat pukul 21.00 waktu Cibodas. Tantangan
pertama adalah mendaki ke puncak Gunung Pangrango di ketinggian 3 ribu meter
dari atas permukaan laut. Nafas mulai terasa satu dua, lampu dikepala menyinari
jalur yang kadang tertutup kabut tipis, akhirnya jarak 6,5 km ke WS Kandang
Badak dicapai dengan waktu 2 jam, not too bad. Episode selanjutnya, hingga
turun dari pangrango belok kanan ke alun alun Suryakencana, sungguh menantang
adrenalin karena meleati bibir kawah Gunung Gede sendirian. Angin berhembus
kencang menderu deru dari arah kawah sehingga terasa badan ini bergoyang
kencang. Dinginnya membuat jari-jari hampir beku, meskipun ditutupi handglove.
Turun ke alun-alun Suryakencana dan balik lagi ke Cibodas, harus ditempuh
maksimal 3 jam untuk mengejar psikological COT jam 6 pagi untuk loop pertama.
AKhirnya dengan berlari kencang saat downhill, Cibodas dapat kucapai 3 menit menjelang peserta katagori 25km start. Sesungguhnya,
meskipun masih dibawah 9 jam untuk loop pertama, tetapi tetap jauh dari target ku
yang 8 jam. Setiba di pos Cibodas, ganti pakaian, simpan headlamp karena berat,
makan satu bungkus gu gel langung pamit ke 2 teman sesama kategori 50km yang belum
memutuskan lanjut atau tidak.
Tepat pukul 06.07 WIB, aku mengawali loop kedua
dengan semangat baru, aku yakin bisa menuntaskan tantangan 25km tersisa dengan
waktu sub 9 jam. Kilometer pertama selepas Pos Pendakian Cibodas, tenaga terasa
menurun dan lama kelamaan melemah, seperti kendaraan kehabisan solar. Upaya
yang aku lakukan dengan menyerap nutrisi tambahan untuk mengembalikan tenagaku.
Kali in kemampuan endurance ku diuji. Pola latihan yang tidak teratur, karena
berbagai macam kesibukan kantor dan situasi yang tidak mendukung, membuat
kondisi tubuh tidak maksimal saat loop kedua ini. Saat mendaki hingga ke puncak
pangrango, dengan sisa sisa tenaga, aku merpapasan dengan calon podium 1 dan
satu satunya pelari 125km, Fandi Acmad, berlari downhill dengan penuh semangat,
karena loop ini adalah yang ke-5 alias yang terakhir menuju garis finish.
Selepas menerima gelang merah kedua di
Mandalawangi, bersama dengan beberapa teman peserta 25km, kita downhill ke titik persimpangan di
atas WS Kandang Badak. Jalur sempit dan terjal nan curam menuju Kandang Badak cukup
padat dilintasi pendaki gunung yang menggunakan trek yang sama, sehingga sangat
menyita waktu. Kucoba dengan sekuat tenaga untuk mencapai titik persimpangan
sesuai dengan target yakni jam 10.45 WIB, sayangnya jam garminku berkata lain,
ternyata 11 menit lewat dari jam 11 siang, inilah yang membuat patah semangat. Marshall
GP100 di Kandang Badak, menyemangatiku,
bahwa 4 jam masih bisa untuk menempuh jarak etape terakhir ini, dengan rincian
1,5 jam ke Alun2 Suryakencana dan 2,5 jam, naik 300 meter, terus lanjut turun ke arah Cibodas
sejauh 10 kilometer.
Tetapi apa mau dikata, malang tak dapat
ditolak, keputusan sudah menjadi keputusan, setelah beristirahat, keputusan
kembali ke Cibodas dengan berstatus DNF sudah menjadi ketetapan, tahun insya
Allah aku akan kembali. Batal deh aku jadi finisher 50 KM urutan 8 (hanya 7 pelari yang berhasil finish under COT).
Gunung tetaplah gunung, yang akan menanti kedatangan setiap insan yang memujanya,, menikmati keindahan sekaligus meringis menahan sakit saat akar tajam dan batu menghujam adalah sesuatu yang dirindukan bagi kami, para pelari ultra. See you then guys, kita akan kembali dengan cerita baru, karena kehidupan ini berputar.
Gunung tetaplah gunung, yang akan menanti kedatangan setiap insan yang memujanya,, menikmati keindahan sekaligus meringis menahan sakit saat akar tajam dan batu menghujam adalah sesuatu yang dirindukan bagi kami, para pelari ultra. See you then guys, kita akan kembali dengan cerita baru, karena kehidupan ini berputar.
Jam 4 sore, setelah berganti pakaian dan solat
jamak di Warung Ibu Cucu, motor Vespaku mengantarkan diriku kembali ke Depok,
sebelum rasa kantuk yang melanda masuk semakin dalam. Tak lupa membeli oleh oleh buah alpukat
sebagai buah tangan buat keluargaku tercinta.
PR :
1. Sangat dianjurkan menggunakan
TREKPOLE terutama loop kedua
2. Wajib berlatih dengan rute yang sama
minimal dua minggu sebelum hari race
3. Disarankan menggunakan nutrisi
pemulih tenaga TAILWIND
4. Tidur dan istirahat cukup, apabila
bermotor, bermalam satu malam sebelumnya di cibodas